Mengenal Tanaman Digitalis dan Khasiatnya untuk Penyakit Jantung. Tanaman digitalis pada dasarnya merupakan tumbuhan liar yang sering ditemukan disemak-semak, aliran sungai bahkan dihamparan tanah luas. Namun karena bentuk dan warnanya yang begitu menarik sekarang tumbuhan digitalis sering dijadikan tanaman hias yang dipasang sebagai penghias halaman disekitar rumah.
Tumbuhan digitalis adalah tumbuhan dua tahunan yang mempunyai bentuk seperti lonceng kecil dengan berbagai varian warna berdasarkan speciesnya, ada warna ungu, kuning, putih, hingga warna merah muda dengan tinggi 30-50 cm berbatang bulat, lunak berdiameter anrtara 1-2 cm. Daun gigitalis bulat telur dengan sisi bergerigi panjangnya 15-40 cm dengan lebar 5-8 cm.
Tanaman digitalis berasal dari Asia barat, Afrika utara dan Erofa. Tumbuhan ini mempunyai istilah Digitalis purpurea L dari suku Scrophulariaceae. Di Inggris tanaman ini mempunyai nama Foxglove, common foxglove, dan purple foxglove, di Jerman dinamakan Fingerhut. Adapun di Indonesia bernama digitalis dengan nama simplisia Digitalis purpurea Folium (daun digitalis).
Sifat dan Kandungan Kimia Digitalis
Tanaman digitalis pertama kali diperkenalkan sebagai tumbuhan obat lemah jantung oleh dr. William Withering pada tahun 1985 yang mana setelah mengetahui hasil diagnosa dan pengobatannya pada pasien yang sudah gagal jantung yang kondisinya semakin membaik yakni dengan menggunakan ramuan resep keluarga dari tumbuhan digitalis.
Ekstrak tumbuhan digitalis yang berbentuk tablet diambil dari daun-daun yang tumbuh ditahun kedua sudah disediakan yang dinamai digoksin atau digitoksin. Digitalis dapat juga ditemukan di balai pembibitan tanaman obat dan di tempat jual beli tanaman hias.
Indikasi
Digunakan hanya berdasarkan rekomendasi dokter herbalis.
Contoh pemakaian
Cuci daun digitalis segar (50 g), lalu rebus dengan dua gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum dua kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
Catatan
Tumbuhan digitalis adalah tumbuhan dua tahunan yang mempunyai bentuk seperti lonceng kecil dengan berbagai varian warna berdasarkan speciesnya, ada warna ungu, kuning, putih, hingga warna merah muda dengan tinggi 30-50 cm berbatang bulat, lunak berdiameter anrtara 1-2 cm. Daun gigitalis bulat telur dengan sisi bergerigi panjangnya 15-40 cm dengan lebar 5-8 cm.
Tanaman digitalis berasal dari Asia barat, Afrika utara dan Erofa. Tumbuhan ini mempunyai istilah Digitalis purpurea L dari suku Scrophulariaceae. Di Inggris tanaman ini mempunyai nama Foxglove, common foxglove, dan purple foxglove, di Jerman dinamakan Fingerhut. Adapun di Indonesia bernama digitalis dengan nama simplisia Digitalis purpurea Folium (daun digitalis).
Sifat dan Kandungan Kimia Digitalis
- Digitalis mempunyai rasa yang pahit sangat berguna sebagai peluruh kencing (diuretik) dan memperkuat kontraksi jantung.
- Daun mengandung anthraquinone, flavonoid, saponin dan glikosida jantung (seperti: lanatoside, gitaloxin, gitoxin, digoxin, dan digitoxin).
Manfaat Digitalis untuk Penyakit lemah jantung
Tanaman digitalis pertama kali diperkenalkan sebagai tumbuhan obat lemah jantung oleh dr. William Withering pada tahun 1985 yang mana setelah mengetahui hasil diagnosa dan pengobatannya pada pasien yang sudah gagal jantung yang kondisinya semakin membaik yakni dengan menggunakan ramuan resep keluarga dari tumbuhan digitalis.
Ekstrak tumbuhan digitalis yang berbentuk tablet diambil dari daun-daun yang tumbuh ditahun kedua sudah disediakan yang dinamai digoksin atau digitoksin. Digitalis dapat juga ditemukan di balai pembibitan tanaman obat dan di tempat jual beli tanaman hias.
Indikasi
- Gagal jantung (heart failure).
- Denyut jantung tidak teratur.
Digunakan hanya berdasarkan rekomendasi dokter herbalis.
Contoh pemakaian
Cuci daun digitalis segar (50 g), lalu rebus dengan dua gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum dua kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
Catatan
- Tanaman ini mengandung glikosida jantung yang sangat beracun. Penggunaan untuk pengobatan dan perawatan kesehatan jantung diharuskan didampingi dan diawasi oleh ahli herbalis terpercaya.
- Efek samping dan kelebihan dosis dapat berakibat hilang nafsu makan, gangguan penglihatan, muntah, mual hingga tidak sadarkan diri.